Control Objectives for Information and related Technology

 

MAKALAH

Control Objectives for Information and related Technology

(COBIT) 

 


 

KELOMPOK 5

KELAS 4KA23

 

Anfasa Candra D ( 10117742 )

Efan Wahyu Arifianto ( 11117877 )

Fio Prasetyo ( 12117367 )

Naufal Arif P ( 14117451 )

 

 

JURUSAN SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS GUNADARMA

PTA 2020/21




2.1 Definisi COBIT

Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) merupakan kerangka panduan tata kelola TI dan atau disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT informasi strategis.

COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan control dan masalah-masalah teknis IT.

 

2.2 Tujuan COBIT

        Tujuan dari Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah:

1.     Menyediakan kebijakan yang jelas dan praktik2 yang baik untuk IT governance dalam organisasi tingkatan dunia.

2.     Membantu senior management memahami dan memanage resiko terkait dengan TI.

3.     Membantu menemukan berbagai kebutuhan manajemen yang berkaitan dengan TI.

4.     Mengoptimalkan investasi TI Menyediakan ukuran atau kriteria ketika terjadi penyelewengan atau penyimpangan

 

2.3 Manfaat COBIT

Manfaat COBIT bagi perusahaan yaitu : 

1.     Dapat membantu auditor, manajemen dan pengguna (user), dengan cara membantu menutup kesenjangan antara kebutuhan bisnis, risiko, kontrol, keamanan, melalui peningkatan pengamanan dan mengontrol seluruh proses TI.

2.     COBIT dapat memberikan arahan (guidelines) yang berorientasi pada bisnis, dan karena itu business process owners dan manajer, termasuk juga auditor dan user, diharapkan dapat memanfaatkan guideline ini dengan sebaik-baiknya.

 

Manfaat COBIT bagi internal Perusahaan diataranya :

1.     Audit Guidelinesmembantu para auditor dalam memberikan management assurance atau saran perbaikan.

2.     Management Guidelines, memberikan arahan secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan. Auditor dapat menggunakan Audit Guidelines sebagai tambahan materi untuk merancang prosedur audit. COBIT khususnya guidelines dapat dimodifikasi dengan mudah, sesuai dengan industri, kondisi TI di Perusahaan atau organisasi, atau objek khusus di lingkungan TI.COBIT memberikan user kontrol dimana dapat mengukur proses yang terkandung dalam ISO 17799 dan ITIL dan yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses.

 

2.4 Prinsip COBIT

Aktivitas teknologi informasi dalam COBIT didefiniskan ke dalam model proses yang umum dan dikelompokkan dalam 4 (empat) domain, antara lain:

1.     Perencanaan dan Pengorganisasian (Plan and Organise)

2.     Pengadaan dan Implementasi (Acquisition and Implementation)

3.     Penyampaian Layanan dan Dukungan (Delivery and Support)

4.     Monitor dan Evaluasi (Monitoring and Evaluation)

 

 

2.5  Proses COBIT

1.     Perencana an dan Organisasi (Plan and Organise)

Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.

2.     Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement)

Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.

3.     Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support)

Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.

4.     Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)

Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.

 


 


PLANNING AND ORGANISATION (PO)

1

PO1

Menetapkan Rencana Strategis Teknologi Informasi (Define a Strategic IT Plan)

 

2

PO2

Menetapkan Arsitektur Informasi (Define the Information Architecture)

 

3

PO3

Menetapkan Arah Teknologi (Determine Technological Direction)

 

4

PO4

Menetapkan Organisasi TI dan Hubungannya (Define the IT Organisation and Relationships)

 

5

PO5

Mengatur Investasi TI (Manage the IT Investment)

 

6

PO6

Mengkomunikasikan Tujuan dan Arahan Manajemen (Communicate Management Aims and Direction)

 

7

PO7

Mengelola Sumberdaya Manusia (Manage Human Resources)

 

8

PO8

Memastikan Kesesuaian dengan Kebutuhan-kebutuhan eksternal (Ensure Compliance with External Requirements)

9

PO9

Menilai Resiko (Assess Risks)

 

10

PO10

Mengatur Proyek (Manage Projects)

 

11

PO11

Mengatur Kualitas (Manage Quality)

 

ACQUISITION AND IMPLEMENTATION (AI)

12

 

13

 

 

14

 

 

15

 

 

16

 

17

AI1

 

AI2

 

 

AI3

 

 

AI4

 

 

AI5

 

AI6

Identifikasi solusi-solusi otomatisasi (Identify Automated Solutions)

 

Memperoleh dan memelihara Perangkat Lunak Aplikasi (Acquireand Maintain Application Software)

 

Memperoleh dan memelihara Infrastruktur Teknologi (Acquire and Maintain Technology Infrastructure)

 

Mengembangkan dan memelihara prosedur (Develop and Maintain Procedures)

 

Instalasi dan pengakuan sistem (Install and Accredit Systems)

 

Mengatur Perubahan (Manage Changes)

 

DELIVERY AND SUPPORT (DS)


18

 

 

19

 

20

 

21

 

22

 

23

 

 

24

 

25

 

 

26

 

27

 

28

 

29

 

30

DS1

 

 

DS2

 

DS3

 

DS4

 

DS5

 

DS6

 

 

DS7

 

DS8

 

 

DS9

 

DS10

 

DS11

 

DS12

 

DS13

Menetapkan dan mengatur tingkatan pelayanan (Define and Manage Service Levels)

 

Mengelola layanan pihak ke tiga (Manage Third-Party Services)

 

Mengelola kapasitas dan kinerja (Manage Performance and Capacity)

 

Menjamin layanan berkelanjutan (Ensure Continuous Service)

 

Menjamin keamanan sistem (Ensure Systems Security)

 

Mengidentifikasikan dan mengalokasikan biaya (Identify and Allocate Costs)

 

Mendidik dan melatih user (Educate and Train Users)

 

Membantu dan memberikan masukan kepada pelanggan (Assist and Advise Customers)

 

Mengelola konfigurasi (Manage the Configuration)

 

Mengelola kegiatan dan permasalahan (Manage Problems and Incidents)

 

Mengelola Data (Manage Data)

 

Mengelola Fasilitas (Manage Facilities)

 

Mengelola Operasi (Manage Operations)

 

MONITORING (M)


31

 

32

 

 

33

 

34

M1

 

M2

 

 

M3

 

M4

Mengawasi proses (Monitor the Processes)

 

Menilai kecukupan pengendalian internal (Assess Internal Control Adequacy)

 

Memperoleh jaminan independen (Obtain Independent Assurance)

 

Menyediakan Audit Independen (Provide for Independent Audit)

 

Secara keseluruhan 34 proses diataslah yang digunakan sebagai panduan dalam menangani masalah tata kelola IT atau pembuatan IT strategic plan, meskipun dalam prakteknya tidak mesti menggunakan 34 proses tersebut karena proses-proses tersebut menyesuaikan dengan kondisi organisasi.

 

Skala maturity dari Framework COBIT

Maturity model adalah suatu metode untuk mengukur level pengembangan manajemen proses, yang berarti adalah mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa bagusnya pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya tujuan-tujuan COBIT yang. Sebagai contoh adalah ada beberapa proses dan sistem kritikal yang membutuhkan manajemen keamanan yang lebih ketat dibanding proses dan sistem lain yang tidak begitu kritikal. Di sisi lain, derajat dan kepuasan pengendalian yang dibutuhkan untuk diaplikasikan pada suatu proses adalah didorong pada selera resiko Enterprise dan kebutuhan kepatuhan yang diterapkan.

Penerapan yang tepat pada tata kelola TI di suatu lingkungan Enterprise, tergantung pada pencapaian tiga aspek maturity (kemampuan, jangkauan dan kontrol). Peningkatan maturity akan mengurangi resiko dan meningkatkan efisiensi, mendorong berkurangnya kesalahan dan meningkatkan kuantitas proses yang dapat diperkirakan kualitasnya dan mendorong efisiensi biaya terkait dengan penggunaan sumber daya TI.

Maturity model dapat digunakan untuk memetakan :

1.     Status pengelolaan TI perusahaan pada saat itu.

2.     Status standart industri dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)

3.     Status standart internasional dalam bidang TI saat ini (sebagai pembanding)

4.     Strategi pengelolaan TI perusahaan (ekspetasi perusahaan terhadap posisi pengelolaan TI perusahaan)

 

Tingkat kemampuan pengelolaan TI pada skala maturity dibagi menjadi 6 level :

 

1.     Level 0 (Non-existent)

Perusahaan tidak mengetahui sama sekali proses teknologi informasi di perusahaannya.

 

2.     Level 1 (Initial Level)

Pada level ini, organisasi pada umumnya tidak menyediakan lingkungan yang stabil untuk mengembangkan suatu produk baru. Ketika suatu organisasi kelihatannya mengalami kekurangan pengalaman manajemen, keuntungan dari mengintegrasikan pengembangan produk tidak dapat ditentukan dengan perencanaan yang tidak efektif, respon sistem. Proses pengembangan tidak dapat diprediksi dan tidak stabil, karena proses secara teratur berubah atau dimodifikasi selama pengerjaan berjalan beberapa form dari satu proyek ke proyek lain. Kinerja tergantung pada kemampuan individual atau term dan variasi dengan keahlian yang dimilikinya. 

 

3.     Level 2 (Repeatable Level)

Pada level ini, kebijakan untuk mengatur pengembangan suatu proyek dan prosedur dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut ditetapkan. Tingkat efektif suatu proses manajemen dalam mengembangankan proyek adalah institutionalized, dengan memungkinkan organisasi untuk mengulangi pengalaman yang berhasil dalam mengembangkan proyek sebelumnya, walaupun terdapat proses tertentu yang tidak sama. Tingkat efektif suatu proses mempunyai karakteristik seperti; practiced, dokumentasi, enforced, trained, measured, dan dapat ditingkatkan. Product requirement dan dokumentasi perancangan selalu dijaga agar dapat mencegah perubahan yang tidak diinginkan.

 

4.     Level 3 (Defined Level)

Pada level ini, proses standar dalam pengembangan suatu produk baru didokumentasikan, proses ini didasari pada proses pengembangan produk yang telah diintegrasikan. Proses-proses ini digunakan untuk membantu manejer, ketua tim dan anggota tim pengembangan sehingga bekerja dengan lebih efektif. Suatu proses yang telah didefenisikan dengan baik mempunyai karakteristik; readiness criteria, inputs, standar dan prosedur dalam mengerjakan suatu proyek, mekanisme verifikasi, output dan kriteria selesainya suatu proyek. Aturan dan tanggung jawab yang didefinisikan jelas dan dimengerti. Karena proses perangkat lunak didefinisikan dengan jelas, maka manajemen mempunyai pengatahuan yang baik mengenai kemajuan proyek tersebut. Biaya, jadwal dan kebutuhan proyek dalam pengawasan dan kualitas produk yang diawasi. 

 

5.     Level 4 (Managed Level)

Pada level ini, organisasi membuat suatu matrik untuk suatu produk, proses dan pengukuran hasil. Proyek mempunyai kontrol terhadap produk dan proses untuk mengurangi variasi kinerja proses sehingga terdapat batasan yang dapat diterima. Resiko perpindahan teknologi produk, prores manufaktur, dan pasar harus diketahui dan diatur secara hati-hati. Proses pengembangan dapat ditentukan karena proses diukur dan dijalankan dengan limit yang dapat diukur.

 

6.     Level 5 (Optimized Level)

Pada level ini, seluruh organisasi difokuskan pada proses peningkatan secara terus-menerus. Teknologi informasi sudah digunakan terintegrasi untuk otomatisasi proses kerja dalam perusahaan, meningkatkan kualitas, efektifitas, serta kemampuan beradaptasi perusahaan. Tim pengembangan produk menganalisis kesalahan dan defects untuk menentukan penyebab kesalahannya. Proses pengembangan melakukan evaluasi untuk mencegah kesalahan yang telah diketahui dan defects agar tidak terjadi lagi.

 

 

 

 

 

 

 

2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN COBIT

Kelebihan COBIT

Ø  Efektif dan Efisien

Berhubungan dengan informasi yang relevan dan berkenaan dengan proses bisnis, dan sebaik mungkin informasi dikirim tepat waktu, benar, konsisten, dan berguna.

Ø  Rahasia

Proteksi terhadap informasi yang sensitif dari akses yang tidak bertanggung jawab.

Ø  Integritas

Berhubungan dengan ketepatan dan kelengkapan dari sebuah informasi.

Ø  Ketersediaan

Berhubungan dengan tersedianya informasi ketika dibutuhkan oleh proses bisnis sekarang dan masa depan.

Ø  Kepatuhan Nyata

Berhubungan dengan penyediaan informasi yang sesuai untuk manajemen.

 

Kekurangan COBIT:

Ø  COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan implementasi operasional.  Dalam memenuhi kebutuhan COBIT dalam lingkungan operasional, maka perlu diadopsi berbagai framework tata kelola operasional seperti ITIL (The Information Technology Infrastructure Library) yang merupakan sebuah kerangka pengelolaan layanan TI yang terbagi ke dalam proses dan fungsi.

Ø  Kerumitan penerapan.  Apakah semua control objective dan detailed control objective harus diadopsi, ataukah hanya sebagian saja? Bagaimana memilihnya?

Ø  COBIT hanya berfokus pada kendali dan pengukuran.

Ø  COBIT kurang dalam memberikan panduan keamanan namun memberikan wawasan umum atas proses TI pada organisasi daripada ITIL misalnya.

 

 

 

 

 

 

 

 


Daftar Pustaka :

   [1]            http://mahasiswa.dinus.ac.id/docs/skripsi/jurnal/13200.pdf

 

   [2]            https://www.slideshare.net/dWaay/makalah-cobit-41

 

   [3]            https://hepiprayudi.files.wordpress.com/2012/06/pengertian-cobit.pdf

 

   [4]            https://www.kompasiana.com/dwisantoso_vcc/567fe81390fdfd5d0956ffba/makalah-manfaat-penggunaan-cobit?page=all

 

   [5]            https://www.academia.edu/9709688/TUGAS_MATA_KULIAH_AUDIT_DAN_EVALUASI_TEKNOLOGI_INFORMASI_COBIT_Control_Objectives_for_Information_and_related_Technology_Chief_Information_Officer_Magister_Teknologi_Informasi

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rangkuman Tulisan 1 & 2

Definisi & Perkembangan Desain Grafis

Pemuda dan Sosialisasi