Definisi & Perkembangan Desain Grafis
Definisi Desain Grafis
Desain grafis
adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar
untuk menyampaikan informasi atau pesan. Seni desain grafis mencakup kemampuan
kognitif dan keterampilan termasuk tipografi, pengolahan gambar, dan page
layout. Desainer grafis menata tampilan huruf dan ruang komposisi untuk
menciptakan sebuah rancangan yang efektif dan komunikatif. Desain grafis
melingkupi segala bidang yang membutuhkan penerjemahan bahasa verbal menjadi
perancangan secara visual terhadap teks dan gambar pada berbagai media
publikasi guna menyampaikan pesan-pesan kepada komunikan seefektif mungkin.
Perkembangan Desain Grafis
Awal mula
perjalanan sejarah mengenai desain grafis dapat ditelusuri melalui jejak
peninggalan manusia dalam bentuk lambang-lambang grafis (sign & simbol)
yang berwujud gambar (pictograf) atau tulisan (ideograf). Gambar mendahului
tulisan karena gambar dianggap lebih bersifat langsung dan ekspresif, dengan
dasar acuan alam (flora, fauna,landscape dan lain-lain). Bangsa mesir termasuk
salah satu masyarakat yang pertama kali menciptakan media bentuk tulisan
menggunakan gambar-gambar yang lebih dikenal Huruf Hieroglyphe. Mereka
menggunakan gambar-gambar tersebut unutk menceritakan peristiwa besar yang
terjadi pada jaman mereka.
Tulisan/aksara
merupakan hasil konversi gambar, bentuk dan tata aturan komunikasinya lebih
kompleks dibandingkan gambar. Belum ada yang tahu pasti sejak kapan manusia
memulai menggunakan gambar sebagai media komunikasi. Manusia primitif sudah
menggunakan coretan gambar di dinding gua untuk kegiatan berburu binatang.
Contohnya seperti yang ditemukan di dinding gua Lascaux, Perancis.
Desain grafis
sebagai media komunikasi sudah dikenal sejak masa prasejarah dan hampir setua
peradaban manusia. Hal ini dapat dilihat pada jaman paleo-lithicum di gua
lascaux, Prancis selatan, yang banyak ditemukan gambar-gambar binatang dan
manusia pra sejarah. Gambar pada dinding tersebut memang tidak dibuat untuk
tujuan seni, tetapi lebih sebagai komunikasi visual untuk tujuan ritual dan
praktis demi kelangsungan hidup mereka. Meski demikian, pada saat manusia
prasejarah memilih media, menentukan awal goresan, dan memperhitungkan ukuran
gambar, sebenarnya mereka telah mendesain.
Lambang/aksara
sebagai alat komunikasi diawali oleh bangsa Punesia (+ 1000 tahun SM), yang
saat itu menggunakan bentuk 22 huruf. Kemudian disempurnakan oleh bangsa Yunani
(+ 400 tahun SM) antara lain dengan mengubah 5 huruf menjadi huruf hidup.
Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani,
membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya
kesusasteraan, kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani.
Pada awalnya bangsa Romawi menetapkan alfabet dari Yunani tersebut menjadi 21
huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X,
kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata
yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada
abad pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.
Ketika perguruan
tinggi pertama kali berdiri di Eropa pada awal milenium kedua, buku menjadi
sebuah tuntutan kebutuhan yang sangat tinggi. Teknologi cetak belum ditemukan
pada masa itu, sehingga sebuah buku harus disalin dengan tangan. Konon untuk penyalinan
sebuah buku dapat memakan waktu berbulan-bulan. Guna memenuhi tuntutan
kebutuhan penyalinan berbagai buku yang semakin meningkat serta untuk
mempercepat kerja para penyalin (scribes), maka lahirlah huruf Blackletter
Script, berupa huruf kecil yang dibuat dengan bentuk tipis-tebal dan ramping.
Efisiensi dapat terpenuhi lewat bentuk huruf ini karena ketipis-tebalannya
dapat mempercepat kerja penulisan. Disamping itu, dengan keuntungan bentuk yang
indah dan ramping, huruf-huruf tersebut dapat dituliskan dalam jumlah yang
lebih banyak diatas satu halaman buku.
Perkembangan
proses cetak mencetak dimulai pada abad ke-15 dengan ditemukannya mesin alat
cetak oleh Johanes Gutenberg (1398-1468) di jerman. pada tahun 1455 di Mainz
Jerman, untuk pertama kalinya hasil cetakan yang dibuat adalah 42 baris kalimat
yang diambil dari Bible menggunakan jenis font Texture Blackletter. Pada
perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder (1771-1834) menemukan tehnik cetak
Lithografi. berbeda dengan mesin cetak Gutenberg yang memanfaatkan tehnik cetak
tinggi. Tehnik cetak Lithografi menggunakan tehnik cetak datar yang
memanfaatkan prinsip saling tolak antara minyak dan air. Tehnik ini memungkin
kan melakukan penggambaran secara lebih leluasa dalam bentuk blok-blok serta
ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya pemisahan warna. Pada masa inilah
seni poster mulai berkembang dengan pesat. Masa keemasan ini disebut sebagai
The Golden Age of The Poster.
SUMBER:
Komentar
Posting Komentar